Selamat Tinggal

 








 

Tanganku kembali meraih beberapa lembar sepi dari cerita buku-buku lama kala itu. Membukanya dan mengeja masa silam. Tentang dua orang dengan harapan tanpa alamat.

Aku berlari ke pundak kesunyian, tergesa meletakkan setumpuk rindu di sudut matamu. Sendu dan pilu, tatapan itu kian melekat erat. Dan tanpa aba-aba ku temukan air menetes di sana. Kita bergeming. Menyaksikan rindu kian mengembang tanpa pinta.

Tuan… mungkin jawaban terakhirnya adalah kepulangan. Aku berkemas mengumpulkan kepingan rindu dan memeluknya bersama doa-doa di sepertiga malam. Bukankah hanya itu yang mendekatkan kita tuan?  

Aku beranjak pergi, kembali ke tempat yang semestinya. Menjemput hari baru di tahun baru. Bersama waktu ku kubur rasaku hidup-hidup agar harapku tak lagi tumbuh. Barangkali tidak lama lagi penantian sampai pada tempat terindahnya.

 

Selamat tinggal.

Comments