Cerita Prakata
Beberapa
tahun silam gue berniat melanjutkan jenjang sekolah gue ke jenjang yang lebih
tinggi. Ya, universitas. Kuliah. Ato yang lebih keren, dengan sebutan ngampus.
Seperti gue yang gak kalah keren. Pada akhir tahun 2013 ini, Skripsi gue seolah
menjadi napas baru, kelahiran baru, lewat Dosen Pembimbing Akademik (DPA) gue
yang super baek. Hampir berbarengan dengan itu, sebuah sisi lain dari skripsi
gue ini. Banyak kisah yang terukir manis. Kisah ini menjadi awal bagaimana gue
berhasil menciptakan sebuah skiripsi. S-K-I-R-I-P-S-I Men!
“Nak…”
panggil DPA gue manis. Sayang gak semanis wajahnya.
“Ada apa buk,
bagaimana skripsi saya?” tanya gue. Khawatir.
“Kamu itu
sudah kuliah berapa tahun di sini?”
“B..bbaru
enam tahun buk.” Jawab gue agak panik.
“Kenapa? Ini
kenapa,” dia nunjuk dengan seksama ke salah satu lembar skiripsi gue. “Salah
cetak?” matanya melototin gue. Untungnya matanya gak ikut keluar setelah
melototin gue.
Rasanya
gue ingin mengatakan kepada diri gue, bahwa gue ini ‘begok’. Mengapa nama dosen gue bisa salah cetak?
Bayangkan gue menjejakkan kaki di kampus ini sudah enam tahun. Ambil aku Tuhan!
Jangan sampai dia menyuruh gue untuk membatalkan skripsi ini.
“Maaf buk,
namanya manusia. Itu kesalahan laptop saya. Maafkan dia buk, sungguh dia tidak
berdosa. Karena saya yang memakenya.”
“Kamu harus
membenarkan ini semua! SEKARANG! Kalo tidak, ibuk tidak bisa membantu untuk
meluluskan kamu.” Dia berusaha ngancam gue dengan ketidak prikemanusiaan.
Gue berasa
jantung gue sudah berlarian ke segala arah setelah mendengar kata-kata amarah
DPA gue. Apa boleh di buat, gue hanya bilang dengan wajah ketakutan. “Okesip
buk, saya segera benarkan sekarang.”
Mengingat
kisah yang memilukan itu. Gue memang beruntung dan selalu bersyukur. Ternyata,
gue gak pernah menulis dengan salah sebagaimana bentuk apapun caranya perihal
nama pacar gue. Iya pacar gue. Gue ralat. Oh…maaf gue sedang bermimpi tentang
pac.. . Ya itulah namanya.
Terlepas dari
itu semua. Sebenarnya gue sebagai penulis (skripsi gue sendiri) ingin
mengucapkan terima kasih , For God,
dengan segala bentuk firmanNya yang berhasil memotivasi gue bahwa skiripsi ini
segera kelar. Cinta dan terima kasih gue, teruntuk nyokap dan bokap gue yang
telah mendukung gue selama ini. Hormat dan terima kasih gue kepada yang tetap
setia mendukung serta membidani kelahiran perdana skripsi gue: Dosen
Pembimbing, teman-teman, adik-adik, mas-mas fotokopi, ibuk-ibuk pemilik warteg,
om-om tempat nyewa sepeda dan semua yang pernah menorehkan jasa mereka untuk
special ‘skripsi gue’. Dan yang terakhir untuk napas-napas kehidupan gue selama
ini yang sudah behasil dengan indah mengantarkan gue untuk mendapatkan gelar
sarjana.
Semoga,
setelah lahirnya skripsi gue ini membawa banyak manfaat dari informasinya yang
dihadirkan kepada penulis dan pembaca dari yang masih di jabang bayi sampai
yang sudah kakek-nenek.
Tulisan ini pernah saya ikutkan di lomba cerita prakata oleh Bentang Pustaka (si penerbit buku). Sayangnya, belum jadi pemenang aja.
Comments
Post a Comment